Jumat, 16 Desember 2011

Sajak Cinta


Ketika rakyat berkubang dalam genangan air mata
kita berjumpa
Tatkala petani terusir dari tanah leluhurnya
kita bersua
Saat buruh acungkan kepalan tangan menuntut haknya
kita saling jatuh cinta
karena kita di antara penderitaan mereka
darah kita mengalir di nadinya.
Tapi kini kau begitu jauh
jauh tak terengkuh
oleh angan dan harapan
setelah aku terbuang.
Lewat kangenku pada jalanan
lewat rinduku pada pekik perlawanan

kukirim salam untukmu
meski kau tinggal bayang-bayang semu
ataukah aku yang selalu ragu
pada landasan yang selama ini jadi pijakan
cita-cita masyarakat tanpa penindasan.
Rinduku padamu, Dita
laksana bayi rindukan tetek ibunya
ketika lapar dan dahaga.
Cintaku padamu, Dita
kini terbawa angin senja
kulambaikan tangan perpisahan
sambil mendekap dada yang terluka.
Batu, 22 Agustus ’94
Puisi yang ditulis pada tahun 1993
Pengharapan
buat Novi
Setangkai anggrek ungu
kupersembahkan kepadamu, sayangku
bukan sebagai tanda cinta
maka kubiarkan ia tersia-sia
biarlah dia tercampakkan
asal bukan hatiku
yang putus harapan
Setangkai anggrek ungu
bukan tanda cinta, sayangku
karena cintaku padamu
takkan kering dan layu
oleh waktu yang berpacu
Setangkai anggrek ungu
bukan saksi bisu
pengharapanku padamu
karena pengharapanku abadi selalu
maka ijinkan aku mencintaimu.

"sastraindonesia, Nganjuk, Jawa timur, Indonesia" 
trimurtiklik

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Archive

 

YouRma. Copyright 2012 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Free Blogger Templates Converted into Blogger Template by Bloganol dot com